Sunday, March 18, 2012

Avatara Prabu Satmata Feat Me


 

Wahai...bul-bul yang dirahmati Tuhan !
 kutitipkan pesan rindu di kepak lembut sayapmu
...
sampaikan pada jiwa-jiwa yang memiliki kerinduan
 seperti ku,
 tidakkah kau sadar...?
 kita adalah sepasang kesunyian yang indah
 di langitNya yang tinggi, kita terbang menjemput anugerah

        ೋ
      bisikanmu
      sabdakan ketenangan jiwa
      menggiring langkahku kealammu
      hentikanku dalam gerak
      ...
      akhiri pencarianku
      tuk ikuti jalanmu
      bisikanmu
      kalamkan surga pekikkan telinga
      hantui malam-malam kelamku
      hantarku ke puncak tertinggimu
      tetapkan hati, satukanku dalam ruhmu
      bisikanmu
      firmankan kesucianmu
      hadapkanku ke wajahmu
      tuk kuimani
      dan kuamini
       



 apa yang ingin kau dengar
bukankah angin telah membawa kabar
meski tak slalu benar
itulah gemuruh, yang tak harus membuatmu gaduh
lantas, bagaimana jalanmu kuhentikan
...
sedang bentangnya tak penuh kupandang
surga yang mana akan kujanjikan
jika disetiap sudut jiwamu ada
disitulah kuremukan surga
pun pula kutak cukup nyali
menadahkan wajah untuk kau selami
karena terlalu asingnya kita
duhai...paras yang tak teraba ..
 



 tiada tuhan
yang Ada Tuhan
matahari, bintang, bumi, bulan,
manusia, berhala, jabatan, kekayaan
...
itulah Ilāh, yang disembah, pengatur, penguasa alam raya
Tidak…!
kecuali dia, ALLAH.
dari Allah, Lillah, Lahu, Hu,
Lalu ah, suara anak dunia berdesah
dalam sadar, suka, sengaja atau pun tidak
terdengar serasa keluh kesah
padahal itulah fitrah
pengakuan tertinggiku
adanya ALLAH
ALLAH
pemilik kesempurnaan
selainnya, sentuhan kebatilan pasti adanya
karenaNya Kusebut namaMu
dalam seluruh gerak hati, jiwa dan raga
disini untuk kelak disana_____

***

from: Facebook




 

Ingatkah ... ?


***

 
' Kekasih(ku)
akulah sajak yang kau rangkai dulu
yang katamu tertulis dalam buku harian
sebelum ingatanmu ditelan jaman


...
 

 Kekasih(ku)
yang kucumbu pada sepi itu adalah angan
kubimbangkan pada sebuah kemungkinan
jika kelak kau hanya datang,
menjelma: b a y a n g

...

Aku Bukan Kartini

Foto: Koleksi Pribadi


Jemariku terasa semakin menua
Bersama waktu yang memenjarakan usia
Kusimpan ribuan alur cerita dalam benak, dulu...
Sebelum usiaku dua puluh

Berkali aku bertanya tentang emansipasi
" Apakah harus seperti atau menjadi Kartini ?"
" Ini jaman merdeka Nok, bukan jaman feodal.
Tentu siapapun perempuan bisa menjadi apa saja, asal...
Punya kemauan."
kuingat kata lelaki tua, guru Bahasa Indonesiaku.

Aku ingin menjadi novelis.
Puluhan novel sudah kuhafal habis,
suatu hari nanti,
dunia harus mendapati namaku dalam autobiography.
Itu impianku dulu...
Sebelum umurku dua puluh.

Kini seperempat abad telah terlewat
Namun cerita-ceritaku belumlah tamat.
sejak lelaki itu menjemputku ke pelaminan
Kembali kumenyerah pada kodrat.
Di sela-sela waktuku harus bertahan,
menuntaskan paragraf-paragraf yang terabaikan
meski otak kian berkarat.

Malam adalah sahabat terkasih,
saat kulepas pelukan dari dua malaikat yang terlelap disampingku
Berjingkat-jingkat melanjutkan kata demi kata yang tertunda
Menelusuri duniaku...dalam keterbatasan waktu.
" Sudahlah Rin... Istirahat saja !"
Begitulah kata suamiku tiap malam.
Halaman-halaman kosong itu seakan menertawai
ketidak berdayaanku,
Bukan aku, bukan gentar menakhlukkanmu...

" Malam ini harus selesai !
Ini peringatan kesekian kali kataku.
waktu tak boleh menghimpitku.
Aku berhak mendapatkan apapun yang kumau.
Aku terlalu tangguh untuk sekedar menyerah pada keadaan.
Karina. Itu namaku.
Akulah perempuan terhebat milik kalian . "
Kataku mengarah pada anak dan suamiku.
Sesaat kemudian
Kurasa jari-jari kecil memeluk pahaku,

" Mama...."
anakku menarik-narik ujung dasterku.
Ia menangis ada semu panas didahinya
Kuterdiam sejenak.
Jemariku tak lagi bergerak.
Aku menangis sejadinya,
Kuhempaskan laptop ke atas sofa
Ah...menulis begini saja aku tak bisa
bagaimana sanggup mengenalkan namaku pada dunia
Nyatanya aku tetap tak sehebat Kartini
Bisaku hanya mempertanyakan apa itu emansipasi.
 


***

By: roro,
 18 maret 2012

Blue Daisy





 Lepaslah dari qalbu ku
cinta-cinta yang membelenggu
biarkan kesunyianku mengalir
...
enggan
dalam sungai-sungai ketenangan

Merdekakan aku dari lembah gelisah
ketika cemburu yang menjadi nafasku
tak lagi mampu menghelakan desah

dalam ruh cintaku kian lebur.

Duhai rindu yang kesumat
jangan memaksaku tersungkur
berpeluh dalam dendam tak bertobat

****

By:Roro
15 september 2012


R O S A



pada pandangan yang tak jujur, aku bertutur

Ku ingin bermanja
seperti kelopak bunga yang tak lepas dari tangkainya
...
Kuingin bermesra
seperti dua bola mata yang tak terpisah dari pelupuknya

bahwasan nya...
ku tak mau dewasa
dan tak ingin bercinta ,

lalu cemburu itu,
takkan pernah ada !!
,