Thursday, March 29, 2012

:-))

 
 
 
meramu senja dengan debaran jiwa
tertuang menggenang
dalam cawan anggur kerinduan
memerah membuncah
mabuk raga sengsara menanggung rasa

 Di bangku taman yang mesum
kau sunting setangkai dahlia kuning
kita saling mengulum senyum
di tiap hela napas kita masing-masing

:))


BEBAN



Dua orang sahabat mengendarai motor yang berbeda pergi menuju ke suatu tempat yang sama. Walaupun berangkat secara bersamaan tapi keduanya tidak berjalan beriringan. Pengendara pertama memacu begitu cepat motornya,sementara yang kedua melaju dengan kecepatan normal.
Sesekali pengendara kedua memperlambat kendaraanya untuk memuaskan ketakjubannya pada keindahan taman2 di tepi jalan.
Saat itu ia seolah menumpang sebuah mobil. Hampir tak satupun pemandangan menarik yang luput dari pengamatannya.


" Aduh lelahnya " kata pengendara pertama ketika sampai di tempat tujuan.


" Kamu lelah karena menungguku? "tanya si pengendara kedua menyadari ia datang terlambat.


" Bukan. aku lelah karena perjalanan yang begitu jauh ini. " jawab pengendara pertama memastikan jawabannya.


" Sobat... kamu lelah bukan karena perjalan jauh ini.
kamu lelah karena menganggap perjalanan ini suatu beban. " jawab si pengendara pertama.


Sebenarnya menjalani hidup kadang seperti berkendaraan menuju ke satu tempat yang teramat jauh.
Untuk sebuah logika normal perjalanan itupun harus ditempuh secepat mungkin untuk kemudian tiba ditempat tujuan dengan waktu sesingkat2nya.
Padahal, dinamika hidup ini tidak linier seperti garis lurus yang mempunyai simpul2 berjajar memenuhi titik2 persinggahan.
Karena jika seperti itu kita akan mengabaikan sisi 2 lain kehidupan yang terpampang di tepian jalan.


Ada yang mudah terlihat,tapi tidak sedikit yang butuh pengamatan penuh ketelitian. Ada yang bisa dilihat dengan mata kepala kita, tapi juga tidak sedikit yang hanya bisa dicermati dengan ketajaman mata hati kita.
Lalui jalan hidup ini dengan tenang...cermati dan maknai dinamika yang ada di sekelilingnya sebagai daya dorong menuju tempat tujuan. Agar perjalanan hidup ini bukan sekedar menjadi beban.


Jadi saya pikir bukan hal yang salah kalau leluhur jawa begitu memegang erat pepatah
" ALON-ALON WETON KLAKON " karena survey membuktikan perjalan yang tergesa2 itu pasti berakibat fatal , tak jarang harus nabrak, kesandung,kejedot dan akhirnya sampai ke tempat tujuan dalam keadaan benjol dan lecet2.
Ingat, Tuhan pun tidak pernah memanggil kita untuk tergesa2 hanya mengajarkan kita untuk selalu TEPAT WAKTU .


note: seperti biasa tulisan ini tercetus dari pesan seorang motivator seminar yang saya copas dalam cerita panjang lebar dan tentunya membuat anda ngantuk membacanya....wakwkwkwkwkwkwkakakakakakkaka

Monday, March 26, 2012

Halusinasi NIKE ARDILA

Foto: Oom Rudy Mulyadi


***


Berawal dari kerinduanku pada sang 'Bintang kehidupan' beberapa hari ini aq rajin sekali berkaroke ria satu sampai dua jam tiap hari.Lagu-lagu lama kuputar lagi berulang-ulang tapi tiada kata bosan juga. Memang tak bisa diganggu gugat suaranya memang paten rock' harga mati tak tergantikan sepanjang jaman. Kuyakin Nike mania sejagat raya pasti setuju dengan pernyataan ini.
Tapi ada satu lagu almarhumah yang begitu sederhana tapi bagiku susah sekali menghafalnya bertahun-tahun yaitu 'Surat Biru'.(maaf..aslinya Surat Terakhir tapi aku lebih suka menyebutnya Surat Biru...hehehe)

Dalam perjalanan pulang di bus aku duduk bersebelahan dengan mbak-mbak cantik berpakaian crew pesawat, kulihat sebuah pin berwarna emas tersemat di dada sebelah kiri berlogo RBA dan aku dah hafal betul artinya...si mbak ini jiran sebelah, bukan orang 'kita'. Ketika aku berhenti memainkan ponsel beberapa menit layarnya standby dan gambar Nike Ardila tersenyum manis menghias wallpaper sebelum akhirnya lampu screen padam. Ternyata diam-diam si Mbak memperhatikan wallpaperku dan tanpa segan dia meminta untuk mengirim via bluethoot.Sebelumnya dia juga menawarkan beberapa lagu Nike di ponselnya,aku senang tiada terkira ketika mataku tertuju pada judul 'Surat Biru' wah kakak ini Niker sejati juga fikirku dalam hati.Dalam hitungan menit Surat biru telah ditambahkan ke playlistku kulihat dia juga suka sekali dengan gambar kirimanku tadi.Tapi sayang belum sampai habis kuputar lagu itu ponselku lowbatt.dan akhirnya padam total seiring munculnya tulisan 'batery is empty'.

Sampai dirumah segera saja dua batery kucharge bersamaan satu di desktop dan satu lagi tetap terpasang di HP.
Seperti biasa menjelang naik keperaduan aq sibuk mengecek miscall,sms, email sementara di FB aku lebih suka ngintip profil temen temen baru yang aneh nan lucu-lucu.Sambil membaca buku dan handfree ditelingaku lagu-lagu di Mp3 siap menemani tidurku. Dalam tidurpun seolah aku bisa menghafal urutannya, biasanya pada pukul 03.00 dini hari lagu akan terhenti tepat setelah 'winter sonata' berakhir,dan urutan sebelumnya lagu Setelah Hujan (Search).Tp lain dengan semalam karena ada lagu baru list berubah lepas lagu 'setelah hujan' ada 'Surat biru' kemudian terakhir Winter sonata.Kemarin 13lagu telah kuhapus berarti sebelum pukul 03.00 MP3 akan berhenti begitu perkiraanku. Benar saja pukul 01.45 lamat -lamat kudengar suara sang idola lembut melantunkan 'Surat Terakhir' sadar tidak sadar kumenikmatinya sampai tak terasa terlelap lagi.

Jika difikir secara logika , setelah lagu itu berakhir masih ada sisa satu lagi kemudian habis...tapi anehnya lagu itu kok terasa panjang sekali tak ada habis-habisnya seperti diulang-ulang . ketika aku terbangun masih kudengar jelas lagunya, sedikit heran kulihat jam sudah menunjuk angka 02.30. Karena masih ngantuk aku tak ambil pusing juga kubiarkan saja tanpa ku off.

Beberapa saat kuterlelap kurasa suara lagu itu semakin jelas, keras ,suaranya terasa nyaring dan hentakan musik pengiringnya juga keras dan jelas sekali , seolah-olah aku merasa sedang berada di panggung konser dan lagu dinyanyikan secara live bukan dengar dari Mp3.
Hiii...h merinding juga aku, mataku tetap terpejam rapat tapi otakku melayang gak karuan. Ku tak berani membuka mata apalagi mau beranjak bangun ,dan parah lagi aku harus menahan hasratku ke toilet.
Akhirnya nekad juga kuberanikan diri bermaksud memencet off aja dulu setelah itu baru membuka mata. Haa...h alangkah terkejutnya aku ternyata handfree sudah tidak menempel lagi di telingaku kanan atau kiri. dan bertambah heran ketika kuraba-raba ponsel tak kudapati disekitarku , tapi lagu itu...masih ada.Rasa ngantuk,penasaran,takut dan hasrat yang kuabaikan tadi semakin menyiksaku dalam hati ku tanya pada Tuhan kenapa gak cepat-cepat pagi saja...
Ternyata alasan terakhir adalah yang paling kuat membujukku untuk segera bertindak,masih dalam mata terpejam aku bangkit kuraba saklar didinding tak jauh dari tempat tidur,dan dengan Bismillah kubuka mataku perlahan-lahan....

Duh Gustii.....ponsel setiaku yang malang terlempar jauh tergeletak tanpa nyawa dilantai dekat pintu yang sudah terbuka, sementara kabel handfree entah berserakan dimana? Setelah keluar dari toilet dan mencuci muka aku duduk termenung mengamati ponselku ternyata memang dah koit batt kosong, terus kenapa lagu tadi masih ada ya? penasaran tingkat tinggi melandaku..dan langsung saja kuganti batt yang masih full charge , kuamati sekali lagi setting MP3 npya tetap biasa tak ada yang dimode diulang....lalu kenapa malam ini 'winter sonata tidak terdengar diurutan terakhir ?seakan-akan hanya 'surat biru' saja yang kudengar semalaman....

Hah...aku tak tahu kawan apakah itu mimpi atau telingaku yang salah dengar,tapi yang jelas waktu tidurku terganggu dan saat ini entah berapa kali sudah aku harus bolak-balik mencuci mukaku karena seharian mataku hanya berkekuatan 5 watt....hooaaaamzzzzzz

***

roro, 07 Oktober 2010
Facebook Note

Thursday, March 22, 2012

Elizabeth Wacuka Kihiu

Aku pertama kali bertemu dengannya di lantai dasar penjara khusus wanita (maaf tempat dirahasiakan).Aku suka panggil dia Elizabeth dan dari perkenalan singkat aku tahu dia bersuami dan punya anak satu.Setelah interview pendek kutunjukkan tempat untuknya selama tinggal disini.Dia bukan napi,tapi dia adalah pekerja yang baru datang dari kenya dan harus menunggu sampai masanya dia dipekerjakan.

Disebuah ruanganan persegi yang tak cukup luas kulihat wajah mereka begitu ceria,pasrah,walaupun tampak sedikit cemas memang ada satu hal yang begitu menyayat hatiku adalah jika saat tiba jam makan entah pagi,siang atau malam, ya Tuhan...aku selalu berusaha untuk tidak melihatnya ditempat biasanya ku meminta ijin keluar atau bertukar tugas dengan temanku, tak tega rasanya menyaksikan bagaimana kelima jari mereka melahap gundukan nasi yang hanya bertabur bumbu yang entah apa aroma dan rasanya.

Tiap hari kuluangkan waktu untuk sekedar ngobrol dan berbagi cerita dengannya tentang keluarganya,negaranya juga tentang negriku sendiri , dia mulai kuperkenalkan dengan penghuni-penghuni lain yang tentu saja berbeda-beda rasnya dan kulihat perlahan-lahan rasa percaya dirinya tumbuh,sering kulihat dia bercengkrama dengan ibu-ibu berkulit hitam ,kurus entah orang mana saja mereka akupun tidak begitu hafal asal mereka satu persatu.

Setelah 20 hari berlalu aku dan Elizabeth pun bertukar no telpon tuk melanjutkan persahabatan ini lewat udara,aku dipindah kerja dan kuharap ditempat yang baru aku tidak akan melihat lagi pemandangan memilukan seperti sebelumnya.orang yang terakhir kusalami adalah Elizabeth, ragu-ragu dia memelukku dan dia canggung sekali ketika kuciumi pipinya yang hitam dan kasar itu, beberapa orang yang melihatku bergidik geli, ya... melihat dari kulit dan muka mereka yang mungkin lebih beruntung aku tahu apa yang mereka fikirkan.

Sementara diluar sana kulihat sebuah van sudah menunggu,langkahku terasa semakin berat saja,tatkala kulihat krudung Elizabeth sudah basah kuyup airmata.
"bisa berangkat sekarangnona?"Seorang laki-laki seumuran kakekku memanggil dari dalam van.
Kulambaikan tangan dan kutebar senyum ke orang-orang yang mengantarku smentara Elizabeth semakin kuwalahan mengusap airmatanya yang semakin deras mengalir, ku acungkan jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf 'V' yang bisa menandakan salam perdamaian dan Elizabeth pun membalasnya.

"Miss Indonesia ...see u some other day God bless you.." ucapnya setengah berbisik.
0ww...shiiitt! Ya.... aku lupa memberitahu namaku padanya ,dan selama ini selalu memanggilku miss Indonesia dan tentu saja menyimpan nomorku di phonebook pun dengan nama itu.


Somewhere, December 2001

Wednesday, March 21, 2012

Purnama Di Losmen Darmadi

malam melagukan tentang rinai
yang bertabur ditemaram lampu jalan
luka-luka lama rapi kubingkai
dalam bingkisan hari jadi sejak semalaman
...

Di kamar losmen empat kali enam
aku tak tidur kemarin malam
Sibuk merangkai kata yang tepat
untuk kutulis dikartu ucapan selamat
Purnama ini istimewa, seharusnya
tapi sayang kita sudah lama tak lagi bicara cinta
dan terdiam ragu-ragu seribu bahasa
saat pandangan bertemu dianak tangga

Jalanan malam kian semarak hujan mereda
awal malam ini kita pantai jalan kaki
gemuruh dadaku seperti kompor menyala
perempuan itu menggandengmu erat sekali

Kuputuskan malam ini aku telah sendiri
selanjutnya darimu tak kuharap apa-apa lagi
kuhempas tubuh di pasir tanpa alas
di ombak perak pantai kuta namamu kukemas


 

 
:musafir blue,20 april '99

Monday, March 19, 2012



Dalam erat genggaman,
perih duri menusuk kian

...
Luka itukah ?
yang katamu cinta berdarah-darah ?

Lalu bagaimana dengan merah
yang kau cumbu saat rekah

Haruskah menyerah,kalah
Cintamu, terbunuh resah
 

Basari 2






memandangmu dari tatapan
mataku yang paling binar

meski selamanya kau takkan
pernah sadar
...

hadirku adalah segulung awan
lalu pecah terpencar

tak terhimpun lagi oleh keangkuhan
dendam bathin mu yang samar

rindu...cinta...tlah ku pahat di bentang kesabaran
agar hujatan zaman tak membuatnya P U D A R
 


Basari


 Memandangmu
adalah ketidak berdayaan
dimana ketakjuban menjadi belati
...
memenggal urat kecintaan pada Yang Abadi

Merindumu
adalah kemusnahan diri
manakala kepalsuanmu menodai
asmaraku dari Sang Penggenggam hati

Maka berpalinglah !
jika mata tak kuasa menundukkan hati
Menjauhlah ...
sebelum jiwamu dan jiwa ku mati
terbakar dalam tungku keindahan fana'i

Penyair Mati




`
kufikir dunia ini sebentang kanvas
terlukis penuh dari sebatang kuas

kusangka hidup ini hanya selembar lontar
...
detaknya terhimpun dengan jari dan nalar

rupanya yang kujemput dari kabut
hujan yang luput

kata kata itu terasah tajam serupa belati
menikam dalam kejiwa - jiwa penyendiri

lalu tersebutlah satu riwayat
pedang yang terhunus dari kilatan abjad

menebas mimpi !
hingga terpenggal janji-janji
yang terhembas menjadi patahan hati

dan ketika tersadar ku tlah mati
terbunuh oleh syair-syairku sendiri

Sunday, March 18, 2012

Avatara Prabu Satmata Feat Me


 

Wahai...bul-bul yang dirahmati Tuhan !
 kutitipkan pesan rindu di kepak lembut sayapmu
...
sampaikan pada jiwa-jiwa yang memiliki kerinduan
 seperti ku,
 tidakkah kau sadar...?
 kita adalah sepasang kesunyian yang indah
 di langitNya yang tinggi, kita terbang menjemput anugerah

        ೋ
      bisikanmu
      sabdakan ketenangan jiwa
      menggiring langkahku kealammu
      hentikanku dalam gerak
      ...
      akhiri pencarianku
      tuk ikuti jalanmu
      bisikanmu
      kalamkan surga pekikkan telinga
      hantui malam-malam kelamku
      hantarku ke puncak tertinggimu
      tetapkan hati, satukanku dalam ruhmu
      bisikanmu
      firmankan kesucianmu
      hadapkanku ke wajahmu
      tuk kuimani
      dan kuamini
       



 apa yang ingin kau dengar
bukankah angin telah membawa kabar
meski tak slalu benar
itulah gemuruh, yang tak harus membuatmu gaduh
lantas, bagaimana jalanmu kuhentikan
...
sedang bentangnya tak penuh kupandang
surga yang mana akan kujanjikan
jika disetiap sudut jiwamu ada
disitulah kuremukan surga
pun pula kutak cukup nyali
menadahkan wajah untuk kau selami
karena terlalu asingnya kita
duhai...paras yang tak teraba ..
 



 tiada tuhan
yang Ada Tuhan
matahari, bintang, bumi, bulan,
manusia, berhala, jabatan, kekayaan
...
itulah Ilāh, yang disembah, pengatur, penguasa alam raya
Tidak…!
kecuali dia, ALLAH.
dari Allah, Lillah, Lahu, Hu,
Lalu ah, suara anak dunia berdesah
dalam sadar, suka, sengaja atau pun tidak
terdengar serasa keluh kesah
padahal itulah fitrah
pengakuan tertinggiku
adanya ALLAH
ALLAH
pemilik kesempurnaan
selainnya, sentuhan kebatilan pasti adanya
karenaNya Kusebut namaMu
dalam seluruh gerak hati, jiwa dan raga
disini untuk kelak disana_____

***

from: Facebook




 

Ingatkah ... ?


***

 
' Kekasih(ku)
akulah sajak yang kau rangkai dulu
yang katamu tertulis dalam buku harian
sebelum ingatanmu ditelan jaman


...
 

 Kekasih(ku)
yang kucumbu pada sepi itu adalah angan
kubimbangkan pada sebuah kemungkinan
jika kelak kau hanya datang,
menjelma: b a y a n g

...

Aku Bukan Kartini

Foto: Koleksi Pribadi


Jemariku terasa semakin menua
Bersama waktu yang memenjarakan usia
Kusimpan ribuan alur cerita dalam benak, dulu...
Sebelum usiaku dua puluh

Berkali aku bertanya tentang emansipasi
" Apakah harus seperti atau menjadi Kartini ?"
" Ini jaman merdeka Nok, bukan jaman feodal.
Tentu siapapun perempuan bisa menjadi apa saja, asal...
Punya kemauan."
kuingat kata lelaki tua, guru Bahasa Indonesiaku.

Aku ingin menjadi novelis.
Puluhan novel sudah kuhafal habis,
suatu hari nanti,
dunia harus mendapati namaku dalam autobiography.
Itu impianku dulu...
Sebelum umurku dua puluh.

Kini seperempat abad telah terlewat
Namun cerita-ceritaku belumlah tamat.
sejak lelaki itu menjemputku ke pelaminan
Kembali kumenyerah pada kodrat.
Di sela-sela waktuku harus bertahan,
menuntaskan paragraf-paragraf yang terabaikan
meski otak kian berkarat.

Malam adalah sahabat terkasih,
saat kulepas pelukan dari dua malaikat yang terlelap disampingku
Berjingkat-jingkat melanjutkan kata demi kata yang tertunda
Menelusuri duniaku...dalam keterbatasan waktu.
" Sudahlah Rin... Istirahat saja !"
Begitulah kata suamiku tiap malam.
Halaman-halaman kosong itu seakan menertawai
ketidak berdayaanku,
Bukan aku, bukan gentar menakhlukkanmu...

" Malam ini harus selesai !
Ini peringatan kesekian kali kataku.
waktu tak boleh menghimpitku.
Aku berhak mendapatkan apapun yang kumau.
Aku terlalu tangguh untuk sekedar menyerah pada keadaan.
Karina. Itu namaku.
Akulah perempuan terhebat milik kalian . "
Kataku mengarah pada anak dan suamiku.
Sesaat kemudian
Kurasa jari-jari kecil memeluk pahaku,

" Mama...."
anakku menarik-narik ujung dasterku.
Ia menangis ada semu panas didahinya
Kuterdiam sejenak.
Jemariku tak lagi bergerak.
Aku menangis sejadinya,
Kuhempaskan laptop ke atas sofa
Ah...menulis begini saja aku tak bisa
bagaimana sanggup mengenalkan namaku pada dunia
Nyatanya aku tetap tak sehebat Kartini
Bisaku hanya mempertanyakan apa itu emansipasi.
 


***

By: roro,
 18 maret 2012

Blue Daisy





 Lepaslah dari qalbu ku
cinta-cinta yang membelenggu
biarkan kesunyianku mengalir
...
enggan
dalam sungai-sungai ketenangan

Merdekakan aku dari lembah gelisah
ketika cemburu yang menjadi nafasku
tak lagi mampu menghelakan desah

dalam ruh cintaku kian lebur.

Duhai rindu yang kesumat
jangan memaksaku tersungkur
berpeluh dalam dendam tak bertobat

****

By:Roro
15 september 2012


R O S A



pada pandangan yang tak jujur, aku bertutur

Ku ingin bermanja
seperti kelopak bunga yang tak lepas dari tangkainya
...
Kuingin bermesra
seperti dua bola mata yang tak terpisah dari pelupuknya

bahwasan nya...
ku tak mau dewasa
dan tak ingin bercinta ,

lalu cemburu itu,
takkan pernah ada !!
,

Saturday, March 17, 2012

D E B U



***


Jika mentari yang tak lelah kau sebut, 
ku tak bisa memelukmu dalam kehangatan
maka, panggil saja mereka yang mengaku
punya sinar membakar seperti maumu

Jika rembulan yang selalu kau damba,
ku tak menyimpan keindahan seperti yang kau kira
maka, genggam saja mereka yang mungkin mampu
setiap malam menyilaukan matamu.

Jika pelangi yang kau tunggu selepas hujan,
maka, menangislah hingga langit terbelah
mungkin akan turun bidadari membentang selendang
lalu dengan kerlingnya menjemputmu terbang

Aku:
hanyalah debu,
dan biarlah tetap menjadi debu di lautan pasir
debu yang mengotori kaki-kaki musafir,
sepertimu
sesekali lembut kau basuhku dengan kesejukan air,
cintamu
Debu yang seumpama dosa mengalir,
akulah dosa-dosa yang setia melekat dihatimu...
Yang sepanjang malam hingga subuh bergulir,
kau sucikanku dengan beribu-ribu:
tangisan z i k i r