***
Dirimukah wahai engkau
dalam penantianku.
Pernah kutitipkan rasaku pada bayu
yg menyentuh sukmaku.
Pernah kubisikkan pada gurun
berpasir ini betapa aku slalu rindukanmu.
Adakah kau tahu rasaku wahai
engkau dalam penantianku.
Hanya pada butiran rindu ini
kumampu berpijak, hanya pada
hembusan angin ini yg kumampu
rasakan kehadiranmu.
Mawarku mawarmu tebarkan cinta ini
hingga akhir waktu, ku kan
bersemayam dipelataran hatimu
penuhi kerinduanku dgn bait''
cintamu.
Wahai Engkau yg dalam penantianku
... apa yang kau nantikan dariku,
padang gersang cadas berbatu
hanya kerikil kerikil tajam yang kan melukaimu
sedangku masih tersimpuh di ribuan jarak dan waktu
ketika rasa yang tak sampai menjalari
pembuluh rindu
jangan kau katakan getar itu pada
butir pasir atau hembusan bayu
tapi bisikkan saja lembut di telingaku
lalu melayang separuh jiwa
menelusuri janji
memastikan ada sepenggal ragu yang
harus pergi
setelah itu ,
hadirmu menjelma malaikat penjaga
hati
kan kudekap erat didalam jaga dan
mimpi
.....ragumu penghalang
rinduku, sibak itu dgn rasaku.
aku tahu smua tak smudah itu, tapi
hati tak bisa dustai diri yg
tersembunyi.... .bangkitlah sambut
tangan ini.
Ku kan setia untukmu
...
aku tak ingin lagi pelangi rupawan
juga taburan bintang serupa berlian
jika setia itu cukup mampu menerangi
malam
setulus cahaya dari matahari yang
kau pinjam
dan di kanvas biru-nya hati dan langit
itu,
ingin kulukiskan parasmu
Duhai lelaki bercadar rembulan
From Facebook
May 11st ,2011

No comments:
Post a Comment