Thursday, March 22, 2012

Elizabeth Wacuka Kihiu

Aku pertama kali bertemu dengannya di lantai dasar penjara khusus wanita (maaf tempat dirahasiakan).Aku suka panggil dia Elizabeth dan dari perkenalan singkat aku tahu dia bersuami dan punya anak satu.Setelah interview pendek kutunjukkan tempat untuknya selama tinggal disini.Dia bukan napi,tapi dia adalah pekerja yang baru datang dari kenya dan harus menunggu sampai masanya dia dipekerjakan.

Disebuah ruanganan persegi yang tak cukup luas kulihat wajah mereka begitu ceria,pasrah,walaupun tampak sedikit cemas memang ada satu hal yang begitu menyayat hatiku adalah jika saat tiba jam makan entah pagi,siang atau malam, ya Tuhan...aku selalu berusaha untuk tidak melihatnya ditempat biasanya ku meminta ijin keluar atau bertukar tugas dengan temanku, tak tega rasanya menyaksikan bagaimana kelima jari mereka melahap gundukan nasi yang hanya bertabur bumbu yang entah apa aroma dan rasanya.

Tiap hari kuluangkan waktu untuk sekedar ngobrol dan berbagi cerita dengannya tentang keluarganya,negaranya juga tentang negriku sendiri , dia mulai kuperkenalkan dengan penghuni-penghuni lain yang tentu saja berbeda-beda rasnya dan kulihat perlahan-lahan rasa percaya dirinya tumbuh,sering kulihat dia bercengkrama dengan ibu-ibu berkulit hitam ,kurus entah orang mana saja mereka akupun tidak begitu hafal asal mereka satu persatu.

Setelah 20 hari berlalu aku dan Elizabeth pun bertukar no telpon tuk melanjutkan persahabatan ini lewat udara,aku dipindah kerja dan kuharap ditempat yang baru aku tidak akan melihat lagi pemandangan memilukan seperti sebelumnya.orang yang terakhir kusalami adalah Elizabeth, ragu-ragu dia memelukku dan dia canggung sekali ketika kuciumi pipinya yang hitam dan kasar itu, beberapa orang yang melihatku bergidik geli, ya... melihat dari kulit dan muka mereka yang mungkin lebih beruntung aku tahu apa yang mereka fikirkan.

Sementara diluar sana kulihat sebuah van sudah menunggu,langkahku terasa semakin berat saja,tatkala kulihat krudung Elizabeth sudah basah kuyup airmata.
"bisa berangkat sekarangnona?"Seorang laki-laki seumuran kakekku memanggil dari dalam van.
Kulambaikan tangan dan kutebar senyum ke orang-orang yang mengantarku smentara Elizabeth semakin kuwalahan mengusap airmatanya yang semakin deras mengalir, ku acungkan jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf 'V' yang bisa menandakan salam perdamaian dan Elizabeth pun membalasnya.

"Miss Indonesia ...see u some other day God bless you.." ucapnya setengah berbisik.
0ww...shiiitt! Ya.... aku lupa memberitahu namaku padanya ,dan selama ini selalu memanggilku miss Indonesia dan tentu saja menyimpan nomorku di phonebook pun dengan nama itu.


Somewhere, December 2001