Thursday, August 11, 2011

KANDAS

Waktu kecil aku bertanya pada ibu,

" Bolehkah aku jadi pelari ? "
Kupamerkan hadiah dari guruku,
karena kaki kecilku adalah penakhluk
waktu
Kuberhayal pada ibu, tentang sirkuit
olimpiade
dan sorak penonton saat ku dikalung
medali
Ibu hanya tersenyum sambil
mengusap pipi

" Boleh...kalau kau laki-laki "

Satu hari aku bertanya lagi,

" Ibu, bolehkah aku jadi penari ? "
Ku ingin berkeliling dunia,
dengan senyum tak lepas dari kamera
Lembut ibu berkata,

" Waktu kecil orang akan takjub
karena kelucuanmu,
tapi ketika dewasa mereka takjub
karena gemulai tubuhmu..."

Ku tertunduk lesu...kecewa
tahu apa maksudnya
Serupa tak pernah sehati
... diam-diam ku coba jalan sendiri
Hingga Tuhanpun menegurku
Dia patahkan tulang kiriku
Kini ,

kutak lagi bisa berlari secepat kuda
sembrani
atau melompat selincah kelinci
Aku tak jadi pelari juga penari,
Aku tak jadi apa-apa,
hanya orang biasa
menikmati hidup yang juga biasa


December 5, 2010 at 3:14pm

Syair Biroe feat Me


***


Dirimukah wahai engkau
dalam penantianku.
Pernah kutitipkan rasaku pada bayu
yg menyentuh sukmaku.
Pernah kubisikkan pada gurun
berpasir ini betapa aku slalu rindukanmu.
Adakah kau tahu rasaku wahai
engkau dalam penantianku.
Hanya pada butiran rindu ini
kumampu berpijak, hanya pada
hembusan angin ini yg kumampu
rasakan kehadiranmu.
Mawarku mawarmu tebarkan cinta ini
hingga akhir waktu, ku kan
bersemayam dipelataran hatimu
penuhi kerinduanku dgn bait''
cintamu.
Wahai Engkau yg dalam penantianku


... apa yang kau nantikan dariku,
padang gersang cadas berbatu
hanya kerikil kerikil tajam yang kan melukaimu
sedangku masih tersimpuh di ribuan jarak dan waktu
ketika rasa yang tak sampai menjalari
pembuluh rindu
jangan kau katakan getar itu pada
butir pasir atau hembusan bayu
tapi bisikkan saja lembut di telingaku
lalu melayang separuh jiwa
menelusuri janji
memastikan ada sepenggal ragu yang
harus pergi
setelah itu ,
hadirmu menjelma malaikat penjaga
hati
kan kudekap erat didalam jaga dan
mimpi


.....ragumu penghalang
rinduku, sibak itu dgn rasaku.
aku tahu smua tak smudah itu, tapi
hati tak bisa dustai diri yg
tersembunyi.... .bangkitlah sambut
tangan ini.
Ku kan setia untukmu



...
aku tak ingin lagi pelangi rupawan
juga taburan bintang serupa berlian
jika setia itu cukup mampu menerangi
malam
setulus cahaya dari matahari yang
kau pinjam
dan di kanvas biru-nya hati dan langit
itu,
ingin kulukiskan parasmu
Duhai lelaki bercadar rembulan



From Facebook
May 11st ,2011

First Love Letter


Cintaku padamu (ika)
jatuh seperti bola embun
yang tak sepenuhnya jujur
tersulut dihening padang belukar
mencair dalam kebisuan bertautan
antara ranting kering yang
berpatahan
inginku sampaikan suluh merah jingga
disilsilah dahan dan rimbun daunnya
tanpa membakar hunian serangga
sungguhpun membara ,
tak ingin asa kupeluk sengketa

cintaku padamu (ika)
biarlah menjadi tanda
di garis sempadan ...
hingga tak lagi butuh pedang
tuk menggores sepenggal sejarah



(sajak yg tertunda 11th....99 - 2010)