Thursday, December 27, 2012

Anyel


Romansa angin siang
meliuk mengalun keroncongan.
Kutabuh suara khas langkah perempuan,
dengan keteplak sepatu menghantam batako pedestrian.
Tepat di kaki kiri kaleng soda berhenti,
tanpa urusan tubuh penyoknya ditendang
melayang....jauh...jauh sekali
mengitari pusaran kesumat di palung samudra,
melayang lebih pesat dari anak panah yang membelah dada,
melayang, dan terus melayang melandas tepat di dahi lelaki.
Lelaki yang tak mau belajar memahami sebelum menuntut pengertian.
Lelaki yang mengadukan sepinya pada dindingdinding genit,
padahal ia sendiri telah membakar taman yang pernah ia ciptakan.
Ya, lelaki yang membekukan telaga bening di musim kemarau,
yang selalu menutup pendengarannya dari segala bisikan rindu.

Sunday, December 16, 2012

Soneta Dua Musim

wajah purnama beringsut singkir
gemintang berpaling silau
jendela langit bertabir galau
senyum tersimpul di hujung bibir
Bayu berhembus sejuk semilir
membelai rambut si dara risau
merindu kasih jauh di pulau
resah di rasa gundah di fikir

bila hati dipinang rindu
pada puisi canggung berlagu
hinggapun luruh segala sedu
mengadukan segunung dendam
memaki dalam diam
pada kekasih murka terpendam

 29 Agustus 2012