Monday, March 19, 2012
Basari 2
memandangmu dari tatapan
mataku yang paling binar
meski selamanya kau takkan
pernah sadar
...
hadirku adalah segulung awan
lalu pecah terpencar
tak terhimpun lagi oleh keangkuhan
dendam bathin mu yang samar
rindu...cinta...tlah ku pahat di bentang kesabaran
agar hujatan zaman tak membuatnya P U D A R
mataku yang paling binar
meski selamanya kau takkan
pernah sadar
...
hadirku adalah segulung awan
lalu pecah terpencar
tak terhimpun lagi oleh keangkuhan
dendam bathin mu yang samar
rindu...cinta...tlah ku pahat di bentang kesabaran
agar hujatan zaman tak membuatnya P U D A R
Basari
Memandangmu
adalah ketidak berdayaan
dimana ketakjuban menjadi belati
... memenggal urat kecintaan pada Yang Abadi
Merindumu
adalah kemusnahan diri
manakala kepalsuanmu menodai
asmaraku dari Sang Penggenggam hati
Maka berpalinglah !
jika mata tak kuasa menundukkan hati
Menjauhlah ...
sebelum jiwamu dan jiwa ku mati
terbakar dalam tungku keindahan fana'i
Penyair Mati
`
kufikir dunia ini sebentang kanvas
terlukis penuh dari sebatang kuas
kusangka hidup ini hanya selembar lontar
... detaknya terhimpun dengan jari dan nalar
rupanya yang kujemput dari kabut
hujan yang luput
kata kata itu terasah tajam serupa belati
menikam dalam kejiwa - jiwa penyendiri
lalu tersebutlah satu riwayat
pedang yang terhunus dari kilatan abjad
menebas mimpi !
hingga terpenggal janji-janji
yang terhembas menjadi patahan hati
dan ketika tersadar ku tlah mati
terbunuh oleh syair-syairku sendiri
kufikir dunia ini sebentang kanvas
terlukis penuh dari sebatang kuas
kusangka hidup ini hanya selembar lontar
... detaknya terhimpun dengan jari dan nalar
rupanya yang kujemput dari kabut
hujan yang luput
kata kata itu terasah tajam serupa belati
menikam dalam kejiwa - jiwa penyendiri
lalu tersebutlah satu riwayat
pedang yang terhunus dari kilatan abjad
menebas mimpi !
hingga terpenggal janji-janji
yang terhembas menjadi patahan hati
dan ketika tersadar ku tlah mati
terbunuh oleh syair-syairku sendiri
Subscribe to:
Posts (Atom)